DASAR PEMIKIRAN PENDIRIAN MA`HAD

Dalam pandangan Islam mahasiswa merupakan komunitas yang terhormat dan terpuji, karena ia merupakan komunitas yang menjadi cikal bakal lahirnya ilmuwan atau para ulama yang diharapkan mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan memberikan penjelasan pada masyarakat dengan pengetahuannya itu. Oleh karenanya, masih dianggap sebagai komunitas penting untuk menggerakkan masyarakat Islam menuju kekhalifahannya yang mampu membaca alam nyata sebagai sebuah keniscayaan Ilahiyah IAIN Sultan amai Gorontalo memandang keberhasilan pendidikan mahasiswa apabila ia memiliki identitas sebagai seorang yang mempunyaiilmu pengetahuan yang luas, penglihatan yang tajam, otak yang cerdas, hati yang lembut dan semangat tinggi karena Allah Subhanahu wa Ta’ala. Strategi tersebut mencakup pengembangan kelembagaan yang tercermin dalam kemampuan tenaga ke demikian handal dalam pemikiran penelitian dan berbagai komoditas aktivitas ilmiah religius tradisi akademik yang mendorong lahirnya kewibawaan akademik bagi seluruh civitas akademika kemampuan manajemen yang kokoh dan mampu menggerakkan seluruh potensi untuk mengembangkan kreativitas warga kampus, kemampuan antisipatif masa depan dan bersifat pro aktif, kemampuan pimpinan mengakomodasikan seluruh potensi yang dimiliki menjadi kekuatan penggerak lembaga secara menyeluruh, dan kemampuan membangun lingkungan islamiyah yang mampu menumbuhsuburkan akhlakul karimah bagi setiap civitas akademika.

Guna mewujudkan harapan terakhir, salah satunya adalah dibutuhkan keberadaan Ma’had al-Jami’ah yang secara intensif mampu memberikan resonansi dalam mewujudkan lembaga pendidikan tinggi Islam yang ilmiah dan religius sekaligus sebagai bentuk penguatan terhadap pembentukan lulusan yang intelek dan profesional yang ulama atau ulama yang intelek dan profesional. Hal ini benar karena tidak sedikit keberadaan maha telah mampu memberikan sumbangan besar bagi bangsa ini melalui alumninya dalam mengisi manusia seutuhnya. Dengan demikian, keberadaan mahar dalam komunitas perguruan tinggi Islam merupakan keniscayaan yang akan menjadi pilar penting dari pembangunan akademik. Saat ini, dapat dilihat dari keberadaannya, asrama mahasiswa di Indonesia dapat diklasifikasikan menjadi tiga model. Pertama, asrama mahasiswa sebagai tempat tinggal sebagian mahasiswa aktif dan berprestasi dengan indikasi nilai indeks prestasi tinggi. Kegiatan yang ada di asrama model ini ialah kegiatan yang diprogramkan oleh para penghuninya sehingga melahirkan kesan terpisah dari cita-cita perguruan tinggi. Kedua, asrama mahasiswa sebagai tempat tinggal pengurus atau aktivis intra dan ekstra kampus. Kegiatan yang ada di asrama model kedua ini banyak terkait dengan kegiatan rutinitas intra dan ekstra kampus tanpa ada kontrol dari perguruan tinggi. Ketiga, asrama mahasiswa sebagai tempat tinggal sebagian mahasiswa yang memang berkeinginan berdomisili di asrama kampus tanpa adanya persyaratan tertentu. Oleh sebab itu, kegiatan yang ada di asrama model ketiga ini pun tidak terprogram secara baik dan terkadang kurang mendukung terhadap visi dan misi perguruan tinggi nya. Berdasarkan dari filosofi ini dan misi di atas, sekaligus dari hasil pembacaan terhadap model asrama mahasiswa yang ada selama ini, maka IAIN Sultan amai Gorontalo memandang bahwa pendirian maha dirasa sangat urgent bagi upaya merealisasikan semua program kerjanya secara integral dan sistematis sejalan dan sinergis dengan visi dan misi IAIN Sultan amai Gorontalo.